Action Cam Terbanyak di Gunung: Tren Baru Para Pendaki?

Pendahuluan: Banyak Kamera di Gunung, Kenapa Ya?

Kalau kamu akhir-akhir ini naik gunung, pasti sering liat pendaki bawa action cam. Mulai dari yang nempel di helm, dada, sampai

https://www.keithjohnsonphotographs.com/

yang dipegang terus kayak vloger. Nggak cuma satu-dua orang, kadang satu rombongan bisa punya 3–5 action cam. Jadi pertanyaannya, ini tren baru atau cuma gaya-gayaan?

Yuk kita bahas kenapa action cam makin banyak ditemui di jalur pendakian dan kenapa ini bisa dibilang tren baru anak gunung zaman sekarang.


1. Dokumentasi Pendakian = Kepuasan Pribadi + Konten Menarik

Sekarang banyak orang mendaki bukan cuma buat cari sunrise atau udara segar. Tapi juga buat ngedokumentasiin perjalanan. Entah itu untuk kenangan pribadi, konten YouTube, Reels, TikTok, atau bahkan buat portofolio dokumenter alam.

Dengan action cam yang kecil, ringan, dan tahan cuaca ekstrem, semua momen bisa terekam. Mulai dari trek terjal, tenda kebanjiran, sampai makan mie rebus di puncak gunung – semuanya bisa jadi konten!


2. Perangkat Ringkas, Hasil Maksimal

Dulu, bawa kamera DSLR ke gunung bisa bikin pundak nyeri. Sekarang cukup bawa action cam kecil seukuran telapak tangan, hasilnya tetap jernih. Bahkan beberapa merek sudah punya stabilizer internal dan fitur 4K. Ada juga yang bisa merekam dalam gelap atau underwater, cocok buat yang suka eksplor jalur-jalur ekstrem.

Nggak heran banyak pendaki lebih pilih bawa action cam dibanding kamera besar. Lebih praktis, lebih aman, dan tetap keren hasilnya.


3. Tren “Vlogging” di Gunung: Pamer Tapi Positif?

Nggak bisa dipungkiri, banyak pendaki sekarang suka bikin vlog perjalanan. Sebagian buat sharing info jalur, tips survival, atau review perlengkapan. Tapi nggak sedikit juga yang sekadar pamer pemandangan atau pencapaian.

Walaupun kadang terkesan narsis, sebenarnya tren ini juga bisa berdampak positif. Banyak orang yang jadi tertarik naik gunung karena lihat video pendaki lain. Jadi semacam edukasi visual dan motivasi juga.


4. Bukan Cuma Buat Konten, Tapi Juga Bukti & Safety

Di beberapa kasus, action cam bisa bantu sebagai dokumentasi keselamatan. Misalnya saat terjadi insiden di gunung, rekaman kamera bisa jadi bukti kronologis. Atau saat tersesat, rekaman video bisa membantu petugas SAR melacak lokasi terakhir pendaki.

Jadi, fungsinya nggak cuma buat gaya-gayaan, tapi juga ada sisi safety-nya. Apalagi sekarang banyak action cam yang bisa pairing langsung ke HP via Wi-Fi atau Bluetooth.


5. Kapan Action Cam Bisa Jadi Masalah?

Meski kelihatan keren, penggunaan action cam tetap perlu etika. Misalnya jangan asal rekam orang lain tanpa izin, atau ganggu privasi pendaki lain. Terutama saat di tempat ibadah alam seperti pos meditasi atau situs budaya, harus tetap jaga sikap.

Jangan juga asal pasang kamera di pohon atau batu lalu ditinggal. Selain bisa rusak atau hilang, bisa juga merusak alam sekitar.


6. Tips Bawa Action Cam Saat Mendaki

Kalau kamu tertarik ikut tren ini, berikut beberapa tips simpel:

  • Pilih action cam yang tahan air dan tahan dingin

  • Bawa baterai cadangan (karena suhu dingin bikin baterai cepat habis)

  • Gunakan chest mount atau head mount biar tangan bebas

  • Simpan dalam tas anti-air saat tidak dipakai

  • Backup footage ke HP atau kartu memori tambahan

Dengan persiapan yang oke, kamu bisa dapat video keren tanpa harus ribet.


Kesimpulan: Tren yang Bisa Jadi Inspirasi

Jadi, apakah action cam di gunung cuma tren sesaat? Nggak juga. Ini bagian dari evolusi cara kita menikmati alam. Dulu cuma lewat ingatan, sekarang lewat video dan vlog. Selama digunakan dengan bijak dan tetap menghormati alam serta sesama pendaki, tren ini bisa jadi inspirasi, bukan gangguan.

Jadi, kamu tim bawa action cam atau cukup nikmati dengan mata dan hati?